A. Ocehan.
Entah, ya?
B. Cerita.
Dimulai dengan mimpi aneh Techi, yang secara tidak langsung menggambarkan apa yang akan terjadi pada dirinya setelah terbangun nanti. Ia akan dituduh sebagai pelaku pembunuhan Tokuyama.
Lanjut ke adegan Neru dan Techi, lalu kalimat mencurigakan dari Hashibe. Meski sedikit, tapi tindakan Neru yang berbicara pada Techi menguatkan tuduhan bahwa Techi adalah pelakukanya—dilihat dari episode sebelumnya yang mengesankan Neru tahu siapa yang mengirim pesan Line atas nama Tokuyama. Nampaknya suasana hati Techi tidak baik, karena ia tidak menanggapi Neru, pun ketika masuk ke dalam kelas. Ia tertegun ketika Kelompok Unik memakai topeng.
Berika mengambil foto mereka, lalu merekam diskusi antara Kelompok Populer dan Kelompok Baik-baik tentang Tokuyama yang akan diikutkan pada festival sekolah nanti. Mereka hendak membuat rumah hantu, dan Tokuyama akan dijadikan mayat. Oda Nana kemudian memeriksa mayat Tokuyama untuk mendapatkan darahnya, tapi dikejutkan dengan menghilangnya pisau yang tertancap di tubuh wali kelas mereka itu. Belum sempat mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, seseorang masuk ke dalam kelas.
Orang tersebut mengenalkan diri sebagai Midozono Kazusa, berstatus sebagai kepala sekolah yang baru. Ia terlihat mengetahui sesuatu tentang Techi, ketika center ini menyebutkan namanya dan bertanya tentang kepala sekolah yang lama. Midozono berkata kepala sekolah yang lama mengundurkan diri kemarin. Sekarang ia berada di pulau Awaji.
Midozono kemudian memberitahu bahwa ia menemukan buku catatan Tokuyama. Di dalam buku tersebut tertulis janji bertemu dengan dua murid di pagi hari—hari yang sama ketika ia ditemukan mati. Pertama dengan Neru pada jam 07:30. Neru mengakui hal itu dan terlambat 5 menit. Mereka akan membahas ketidakhadirannya selama ini. Lalu pertemuan kedua pada jam 08:00, dengan Hirate Yurina. Techi membantah hal itu, tapi di buku catatan itu memang tertulis namanya (nama belakangnya ditulis dengan hiragana dan terlihat berbeda dengan tulisan di atasnya).
Midozono kemudian pergi ke sudut belakang dan mencari loker Techi. Sebelum dapat membuka loker itu, Techi terlebih dahulu menghalanginya. Ia merasa aneh karena Midozono tiba-tiba ingin memeriksa loker seseorang. Lalu Neru berpura-pura kebelet dan sebelum keluar, ia berkata pada Techi agar memperlihatkan isi lokernya, toh Techi tidak menyembunyikan apapun di sana. Di lorong, Neru kembali bersikap normal. Di jendela gedung yang lain, ada Hashibe yang melihat Neru.
Midozono memeriksa loker Techi, dan murid-murid yang lain mulai berspekulasi tentang Techi. Mereka menemukan mayat Tokuyama pada jam 08:10, artinya 10 menit setelah bertemu Techi. Di jendela gedung sebelah, Hashibe tanpak menikmati hal itu. Dan tanpa diduga, Midozono menemukan pisau yang hilang dari tubuh Tokuyama di loker Techi. Ia kemudian menduga-duga dengan cara yang akurat, dan berspekulasi bahwa Techi yang membunuh Tokuyama. Perkataannya itu membuat semuanya menatap curiga pada Techi. Midozono pun memaksa Techi untuk mengakuinya. Techi yang terduduk dan mengingat mimpinya, berteriak nyaring (lebih nyaring dari teriakan di video musik Sekai ni wa Ai Shika Nai). Lalu alarm kebakaran berbunyi. Midozono pergi untuk menyelamatkan diri.
Berisa yang masih duduk di tempatnya, tersenyum melihat hal itu. Fuyuka bertanya apakah Neru yang melakukan hal itu—mengaktifkan alarm kebakaran, tapi Berisa tak menjawab. Lalu, penghakiman jilid 3 dimulai. Lagi-lagi, Akanen yang melakukannya terlebih dahulu.
Neru kembali ke kelas sambil mengelap sapu tangan. Berisa berkata padanya bahwa pelaku yang sebenarnya telah diketahui. Neru bersikap biasa saja melihat hal itu.
Kemudian, dimulailah pencocokan fakta dan petunjuk yang menguatkan Techi sebagai pelakunya. Mulai seberapa tenang ia meriksa mayat Tokuyama, sampai idenya untuk menyembunyikan mayat tersebut di loker Neru, agar semuanya ikut terlibat. Bahkan Shiori pun terlihat tidak ingin membela Techi. Sementara si center ini sendiri hanya bisa tertuduk tanpa bisa melakukan apa-apa.
Ketika suasana makin panas, Neru berkata terlalu berisik. Semua mata langsung tertuju padanya, dan yang ia maksudkan itu ternyata alarmnya, bukan mereka yang sedang menginterogasi Techi. Kesempatan ini dimaafkan oleh Techi untuk berbicara. Ia bangkit dan membela diri, namanya ditulis dengan hiragana—dimana Tokuyama tidak pernah melakukan hal itu—dan tulisan itu terlihat berbeda dengan lainnya. Neru mendukung teori ini, yang membuat Berisa sedikit kaget. Neru pun mengatakan masih ada banyak hal yang belum terpecahkan menyangkut kasus Tokuyama. Sikap Neru tersebut membuat Nijika bertanya dipihak siapa ia berada. Neru bertanya balik, siapa musuh mereka kemudian. Ia hanya berpikir tidak baik menyimpulkan sebuah kasus dengan bukti yang masih lemah. Dan yang mencurikan adalah mereka semua.
Midozono kembali ke kelas dan hendak melanjutkan apa yang belum ia tuntaskan. Nagasawa Nanako kemudian membuat alasan tentang pisau itu, yang diterjemahkan oleh Yonetani Nanami. Uemura Rina Habu Mizuho pun ikut membantu. Pisau itu adalah barang yang akan mereka gunakan untuk Rumah Hantu nanti, dan Hirate Yurina akan jadi seorang pembunuh di sana. Neru lalu meminta pisau itu untuk dikembalikan.
Ketika Midozono hendak memarahi murid kelas 3-C, Hashibe datang dan marah karena ada orang yang bermain-main dengan alarm kebakaran. Midozono meminta maaf atas hal itu, dan sikapnya tersebut memperlihatkan dengan jelas siapa pemilik otoritas tertinggi sekolah. Hashibe pun pergi dan diikuti oleh Midozono. Sebelum ia keluar kelas, Hashibe melihat ke arah Techi.
Suasana kelas kembali normal. Murid kelas 3-C harus mengikuti pelajaran di ruang lain. Saat itu Techi berterima kasih pada Neru yang masih tertinggal. Neru berkata, masih ada kemungkinan bahwa Techi pembunuhnya. Lalu mereka saling tersenyum kecil, membuat Berisa yang melihat itu dari depan pintu jadi cemburu.
Adegan berganti di lorong. Dengan membawa jam dinding baru, Techi menghadang Hashibe yang membawa troli. Mereka kemudian kembali ke kelas 3-C. Techi mengambil kamera pengintai di belakang jam dinding itu, dan memperlihatkan bagaimana Hashibe mengambil pisau di tubuh Tokuyama dan menaruhnya di lokernya. Hashibe bereaksi dengan menari, menjatuhkan keringatnya yang banyak, dan berkata inilah waktunya pertunjukan.
C. Visual.
Tidak ada lagi yang perlu dikomentari, kecuali kamera pengintai telah ditemukan, dan cutinya vblog Berika.
D. Karakter.
Midozono Kazusa adalah kepala sekolah yang lebay. Meski ia memperlihatkan karakter robot, berbicara monoton dengan ekspresi tak berubah, tapi kebanyakan yang ia tampilkan adalah karakter yang berlebihan, kalau tidak boleh dikatakan sedikit gila.
Berkat sikap berlebihannya ini, aku jadi yakin bahwa Techi dijebak. Apalagi ketika ia langsung memeriksa loker saat Techi membantah pertemuannya dengan Tokuyama. Ia pasti orang suruhan Hashibe untuk menjatuhkan Techi.
E. Ranking Akting.
- Nagahama Neru.
- Watanabe Risa.
- Hirate Yurina.
- Moriya Akane.
- Watanabe Rika.
Neru kembali ke puncak. Meski ia tidak memperlihatkan aura psikopat seperti penampilannya yang pertama, tapi aku bisa merasakan karakternya yang kuat. Ia seperti kuda kalau diibaratkan catur. Geraknya tidak sama dengan yang lain, tapi sangat menarik untuk melihatnya. Layaknya variabel tak diketahui, yang bisa merubah segalanya ke arah yang tak terduga. Lebih ganas lagi, ia sangat dekat dengan Berisa, salah satu karakter beraura kuat. Keduanya bukan hanya menampilkan karakter masing-masing, tapi juga bagaimana mereka berinteraksi, dan bereaksi satu sama lain.
Hirate Yurina merangkak naik. Pada awalnya aku merasa ia tak menyatu dengan karakternya, tapi di sini entah kenapa pikiran itu hilang. Salah satu hal yang mungkin membuatku berpikir seperti itu adalah, sikap cueknya kali ini. Setelah ia mengalami mimpi itu, suasana hatinya terlihat buruk. Ia tidak menanggapi Neru, lalu dituduh menjadi pembunuh Tokuyama. Menjadi orang yang dicurigai untuk pertama kali, dan mungkin membuatnya sadar diri. Bahwa apa yang ia katakan selama ini seperti bualan, karena tidak menghasilkan apapun. Maka dari itu ia bertindak sendiri ketika menemukan kamera pengintai kedua. Ini juga memberikan satu kesan bahwa Techi mulai tidak mempercayai temannya yang lain.
Akanen kembali menjadi yang terdepan untuk menghakimi. Aku rasa tindakannya itu didasari oleh sifatnya yang ingin segera lepas dari kasus tersebut. Ia tidak ingin terbebani lagi, maka selama ini ketika ada satu orang yang dicurigai, ia langsung menghakiminya. Untuk Berika, meski kali ini tidak terlalu terlihat, tapi ia masih terasa seperti anak-anak di kelas 3-C. Pergi ke sana ke mari, dan membuat kelas itu seperti taman bermainnya.
F. Kesimpulan.
Megambil apa yang dikatakan Neru, bahwa yang mencurikan itu adalah murid-murid kelas 3-C sendiri. Artinya, pelakunya kemungkinan besar ada di antara mereka, bukan dari staf sekolah. Namun, apa yang ia ketahui—murid yang mengirim pesan Line lewat akun Tokuyama—tidak dikatakan. Meski demikian, tidak ada bukti kuat yang mengarah pada satu murid. Justru di menit-menit akhir, tersangka mengarah pada Hashibe.
Ketika aku mengetahui bahwa Techi jadi tersangka utama di sini, aku jadi kembali ingat tentang Pengisah Lancung a.k.a Unreliable Narrator. Mungkin benar bahwa Techi yang membunuh Tokuyama, lalu tampil sebagai detektif yang ingin memecahkan kasus itu. Namun, seperti kata Neru, buktinya masih terlalu lemah. Mereka tidak bisa menyimpulkan begitu saja.
Jika kembali mengingat, dari deretan staf sekolah ada 3 orang yang pernah—atau masih—jadi tersangka, yaitu Kepala Sekolah (yang telah dicoret), Kanzaki-sensei (buktinya tidak terlalu kuat), lalu Hashibe (sekarang ia sudah tertangkap basah meletakkan kamera pengintai). Untuk penjaga sekolah sendiri, ia tidak termasuk, karena ia datang untuk merampas daftar rahasia sekolah, dan menghajar Daishiro yang ia pikir Daigoro.
Dari kalangan murid, ada beberapa yang menjadi tersangka utama.
- Nagahama Neru, yang pada awalnya dicurigai sebagai selingkuhan Tokuyama. Tingkahnya yang menakutkan dan waktu kedatangan ke sekolah yang tidak tepat, menjadikannya tertuduh. Namun, gugur oleh beberapa bukti nyata. Warna logo di seragamnya tidak sama dengan yang ada di foto, juga ia tidak memegang ponsel ketika pesan Line Tokuyama datang.
- Sugai Yuuka, dengan motif rahasia sekolah. Ia ingin menyingkirkan bukti bahwa namanya berada di daftar murid yang masuk lewat jalur belakang. Tuduhan ini pudar ketika ia menolong Daishiro untuk memojokkan Kepala Sekolah yang tidak tahu kematian Tokuyama. Ia pun kembali bersih ketika Kanzaki-sensei memperlihatkan daftar murid yang lulus saat tes masuk.
- Hirate Yurina, tersangka sekarang. Motifnya tidak terlalu jelas, tapi beberapa fakta lapangan (baik disengaja oleh Hashibe) atau tidak, menguatkannya sebagai si pembunuh Tokuyama. Lagi-lagi, seperti 2 tersangka sebelumnya, tuduhan padanya disanggah oleh petunjuk lain. Tokuyama tidak pernah menulis namanya dengan hiragana, dan apa yang terjadi padanya di episode ini adalah jebakan Hashibe.
- Murid yang tidak diketahui. Tersangka ini masih belum jelas, tapi ia memiliki bukti penting. Ia adalah orang yang mengirim pesan Line atas nama Tokuyama. Siapa dia? Mungkin akan terjawab di episode selanjutnya, meski aku bisa mengira-ngira dari padangan Neru ke deretan murid-murid kelas 3-C saat ia menemukannya. Aku akan mengurutkannya berdasarkan arah padangan Neru yang terlihat sedikit jauh dan mengarah ke samping depan.
- Yonetani Nanami.
- Uemura Rina.
- Habu Mizuho.
- Watanabe Rika.
- Hirate Yurina.
Selanjutnya yang berdiri di samping Neru adalah Kelompok Anti, tapi mereka berdiri lebih ke belakang, pun Berika meski agak jauh. Jadi tidak mungkin mereka.