A. Ocehan.
Setelah pada episode sebelumnya reporter Berika tidak berhasil mewawancarai Manaka—yang meloncat-loncat dengan headphone melekat di kepala, sekarang ia berhasil mendapatkan berita eksklusif dari kelompok unik.
Menurut nara sumber Uemura Rina—dengan kemampuan intuisinya atau indera keenam yang ia miliki, ia mengarahkan Sato Shiori yang pintar menggambar untuk membuat sketsa wajah si pembunuh. Menurut Uemura, mata si pembunuh itu mirip Habu dengan kacamata hitam, hidungnya mirip Yone, dan auranya mirip Berika. Jadilah sketsa wajah seperti ini:
B. Cerita.
Episode ini dimulai dengan sedikit konflik antara Ishimori Nijika dan Shida Manaka tentang rendahnya suhu AC. Diikuti oleh motto kelas baru dari Kanzaki-sensei. Lalu mengumpulkan kertas berisi keputusan yang diambil setelah lulus. Di sini, Sugai Yuuka mulai tampak mencurigakan. Tidak lupa, Kanzaki-sensei berpesan untuk tidak memanggil polisi dengan alasan musim panas, dan senyum mencurigakanya ketika berjalan pergi yang dilihat oleh Yuipon. Pesan Line baru dari Tokuyama yang berkata ia sedang mengawasi mereka. Setelah itu, mimisan. Eh! Bukan! Saling adu pendapat tentang kasus tersebut.
Miyu dari kelompok populer bersitegang dengan Aoi dari kelompok baik-baik, yang kemudian ditengahi oleh Manaka dengan menyebut Neru. Lalu Techi menghampiri loker Neru dan membukanya. Terjadi silang pendapat sedikit, yang memberikan kesan mencurigakan pada Yuuka. Ia bersikeras untuk tidak memindahkan mayat Tokuyama. Lalu Berisa Gank melontarkan kata-kata sinisnya. Setelah itu polisi tiba-tiba masuk.
Ada kejadian lucu ketika polisi tersebut buru-buru keluar dari kelas. Oda Nana menyuruh semuanya untuk ganti baju lagi agar polisi tersebut tidak masuk kembali, ketika semuanya hendak melakukan hal itu, Akanen tampil untuk memberikan solusi yang lebih baik. Seketika aku berpikir peran Techi telah digantikan oleh Akanen, dan si center ini menendang-nendang loker Neru tanpa alasan yang jelas.
Polisi tersebut sedang menyelidiki Tokuyama yang sepertinya melakukan tindakan ilegal: memasang kamera penyadap di dalam kelas. Polisi tersebut hendak mencarinya. Sementara itu, kepala sekolah mengawasi dari luar kelas. Semuanya panik ketika si polisi memeriksa satu persatu loker, hingga pada loker Neru yang tidak bisa dibuka karena sudah dirusak oleh Techi sebelumnya. Ia berusaha membuka pintu loker dengan tenaganya, tapi kepala sekolah datang dan membawanya pergi.
Masalah belum berakhir ketika Hashibe berusaha memperbaiki pintu loker Neru yang rusak tersebut. Dan lagi-lagil, kelompok populer yang menyelesaikan masalah itu.
Di menit-menit akhir, Techi memeriksa AC dan menemukan kamera tersembunyi. Saat itu hanya ada kelompok baik-baik di dalam kelas. Bersama mereka ia ingin melihat isi kamera tersebut, karena bisa saja ada rekaman ketika Tokuyama dibunuh, juga remakan ketika mereka menyembunyikan mayatnya. Ketika sedang sibuk menyiapkan alat-alatnya, terlihat Neru berada di depan pintu. Dan ketika Techi hendak memutar satu video yang tersimpan di dalam kamera, polisi tadi tiba-tiba masuk dan hendak melihatnya juga.
C. Visual.
Kali ini ada tema malam hari yang diambil, juga ruangan gelap dengan sinar lampu dari plafon, dan cahaya dari layar proyektor. Meski tidak sepenuhnya menghilangkan kesan gelapnya.
Selain hal tersebut, aku harus mengapresiasi Aki-P di sini—karena menurut informasi data tentang dorama tersebut, ia yang menulisnya. Atau orang dibalik filter putih pada waktu-waktu tertentu. Pertama aku berpikir itu adalah salah satu trik untuk menambah kadar ketegangan pada penonton—membuat gambarnya jadi hitam putih. Namun, hal itu juga bisa berarti petunjuk bahwa gambar hitam putih tersebut diambil dari kamera tersembunyi.
D. Karakter.
Karakter-karakter dari kelompok pupoler mulai mengambil alih. Di sini mereka mulai menonjolkan diri satu persatu, terutama Akanen. Sepertinya Techi harus hati-hati nih.
Di sisi lain, Berika meledakkan bom lagi. Ketika polisi itu menguji murid-murid kelas 3-C dengan bertanya isi dari memori yang ia temukan, Berika dengan polos dan senangnya berkata isinya adalah video pembunuhan.
Di episode ini pula sikap Sugai Yuuka terlihat mencurigakan. Karakter yang aku pikir tidak mempunyai peran penting dalam pembunuhan Tokuyama ini, mulai mengesankan bahwa dirinya adalah satu satu bagian penting dari kasus yang sedang terjadi. Meski kemampuan aktingnya perlu sedikit diasah lagi. Dari episode satu sampai episode ini, aku sudah melihat perkembangannya. Ia dapat memerankan murid yang baik dan berprestasi, juga bagaimana ia menunjukkan sikap yang mencurigakan. Namun, gestur yang ia perlihatkan masih perlu diperhalus lagi.
Dan yang paling membuatku berkesan adalah, Yuipon. Dari awal aku memang tidak bisa melukapan karakternya ini. Ia terlihat seperti murid pendiam, bukan pendiam karena malu, tapi lebih ke arah berkepala dingin. Ia mengatakan apa yang perlu dikatakannya saja, dan berinteraksi seefisien mungkin. Ia juga terlihat baik hati dan perhatian ketika Techi jadi umpan. Di sini, ia memperlihatkan dirinya yang luar biasa. Di mana ia menegur kelompok Berisa karena berisik ketika Techi berusaha menelepon nomor ponsel Tokuyama. Menunjukkan bahwa Yuipon bukanlah orang yang bisa diremehkan begitu saja. Ia menunjukkan aura sebagai murid yang luar biasa, dalam ketidakmenonjolannya.
E. Ranking Akting.
- Moriya Akanen.
- Watanabe Rika.
- Suzumoto Miyu.
- Kobayashi Yui.
- Watanabe Risa.
Setelah beberapa episode, rasanya sulit sekali menentukan urutan akting terbaik dari mereka. Apalagi persentase kemunculan dan dialog mereka di setiap episode tidak sama, belum lagi perbedaan antara dua puluh satu murid ini. Namun, aku tetap akan berusaha melakukannya.
Akanen mempertahankan prestasi baiknya. Ia benar-benar terlihat seperti pemimpin ketika semua murid panik. Ia juga terlihat menyatu dengan atmosfir kelompoknya ketika sedang mencandai Miyu. Untuk Berika sendiri, ia masih saja seperti anak kecil, yang mengatakan isi kepalanya dengan jujur. Dan tidak terlihat jejak orang dewasa baik di wajah, gestur, dan nada suaranya. Sementara Kuritarou menunjukkan ekspresi tidak suka ketika teman-temannya membahas soal fotonya dengan Tokuyama, dan wajah garangnya ketika bertengkar dengan Aoi, serta wajah paniknya ketika disuruh menghentikan pak polisi yang sedang memeriksa loker.
Yuipon, seperti yang sudah aku bilang sebelumnya. Karakter yang ia perankan masih kokoh, tidak terlihat goyah sama sekali meski sudah beberapa episode berlalu. Dan untuk Berisa, hanya waktu tampil saja—begitu sedikit—yang membuatnya turun sampai ke urutan kelima.
F. Kesimpulan.
Aku mulai merasa dorama ini sedikit atau banyak ingin menampilkan salah satu atribut dari Sherlock Holmes, atau Miss Marple. Bukan cara mereka menganalisis sebuah kasus, tapi lebih ke pada kesan berdiam dirinya.
Sampai episode keempat ini, latarnya tidak berubah sama sekali. Kebanyakan berada di dalam kelas 3-C, sebagian kecil di lorong.
Mereka menemukan korban, beraktivitas, menyelidiki, mendapatkan fakta dan informasi, bahkan berkonflik pun di teman yang sama. Di ruang kelas 3-C.
Hal tersebut seakan-akan ingin memberikan kesan, bahwa si detektif di dorama pembunuhan ini tidak perlu pergi keluar dan mencari petunjuk untuk menyelesaikan kasusnya, karena semua informasi, fakta, dan petunjuk itu datang sendiri ke kelas 3-C. Dan kebanyakan yang membawa semua itu adalah karakter-karakter "tamu", seperti istri Tokuyama dan anggota polisi—yang datang di episode ini. Dan Shelock Holmes maupun Miss Maprle bisa menyelesaikan kasus tanpa beranjak satu kali pun dari tempat duduknya.
Aku jadi merasa, pada episode-episode berikutnya akan ada karakter-karakter "tamu" lain yang membawa informasi atau petunjuk untuk detektif kelas 3-C ini.
Unknown
Wednesday, March 15, 2017