Aku akan membahas banyak hal di episode pertama ini, dan mungkin juga di episode-episode berikutnya. Jadi, ini lebih mirip ocehan daripada review atau ulasan drama Tokuyama Daigoro wo Dare ga Koroshita ka?
A. Ocehan.
Episode pertama ini dimulai dengan suara nyanyian burung, langit luas, paduan suara yang ceria, diikuti adegan yang memperlihatkan gestur ingin tahu, dan bibir-bibir memesona (maafkan diriku yang selalu terpesona dengan mereka). Namun, campuran suasana yang ceria ini menjadi gelap ketika semuanya menuju pada satu hal. Tokuyama Daigoro, sang wali kelas duduk di tengah-tengah ruangan tanpa bergerak. Murid pertama yang punya inisiatif—atau keberanian—untuk memeriksanya adalah Hirate Yurina. Ia mendekati Tokuyama untuk memeriksa pipinya, namun ia tampak ragu. Kemudian mendekatkan telinganya untuk memeriksa napas si guru. Lalu, Hirate berkata, "Dia mati!" Kalimat pamungkas untuk meruntuhkan suasana ceria tadi ke dalam sebuah tragedi.
Ada beberapa hal yang ingin aku komentari pada bagian pertama ini:
Saat Hirate Yurina berkata "Dia mati!" aku sempat merasa bibirnya tersenyum. Jiwa detektifku yang tidak seberapa ini, langsung menjadikan ia sebagai tersangka pertama. Maafkan aku, adik Techi.
Watanabe Rika memang terkesan sebagai ponkotsu, tapi di sini ia bagaikan si joker, yang berarti karakter pencerah suasana. Di episode pertama ini aku menemukan dua joker. Pertama adalah Berika, kedua adalah Ozeki Rika. Namun, meski sama-sama joker, mereka berbeda. Ada juga Oda Nana, Imaizumi Yui, dan Habu Mizuho, tapi kesan joker mereka masih kurang.
Shida Manaka ini apanya si Moriya Akane? Aku bertanya-tanya, kenapa Manaka harus membisikkan usulannya pada Akanen, tidak langsung saja dikatakan? Apa ia berperan sebagai karakter yang tak suka mengatakan idenya langsung, seperti kebanyakan orang jenius, namun tidak ingin menunjukan kemampuannya. Dengan kata lain, tidak ingin populer. Tapi pada adegan berikutnya, ia oke-oke aja tuh bicara pada semua.
B. Cerita
Ceritanya sendiri menurutku sangat-sangat apik. Premisnya kira-kira begini "Pagi hari murid-murid kelas 3-C menemukan mayat wali kelasnya di tengah ruangan, dan mereka berusaha menyembunyikan mayat tersebut sekaligus mencari tahu siapa pelakunya". Premis cerita yang benar-benar menggugah.
Tapi, ada tapinya di sini. Aku tidak menemukan alasan kuat mereka tidak segera melaporkannya pada guru, atau bahkan polisi. Tapi lagi, kalau mereka melakukannya, habislah tatanan misteri dramanya. Bisa dibilang, ini adalah point of attack-nya. Hal yang membuat para tokoh tidak bisa mundur lagi, dan harus menghadapi masalah yang berada di depannya. Duh, kok gaya banget aku sampai membahas sejauh ini. Apa susahnya sih hanya menonton dan melihat si cantik-cantik itu beradu akting?
Seseorang yang dihadapkan pada sebuah masalah—apalagi yang pelik, kebanyakan akan menghindarinya. Begitu juga mereka yang berada di kelas 3-C ini. Setelah Watanabe Rika kembali beraksi dengan mengambil foto selfie, para murid mulai mendiskusikan untuk mengurus mayat wali kelas mereka. Ada yang hendak melapor pada polisi, atau guru, lalu Nagasawa Nanako bertanya bagaimana kalau mereka yang dituduh nanti? Moriya Akane yang kemudian masuk ke dalam kelas, membantah hal itu—kematian wali kelas mereka bukan masalah besar, yang secara tidak langsung membuat semua murid sadar bahwa hal tersebut adalah masalah besar. Memberitahukan orang lain tentang mayat itu akan berdampak buruk untuk mereka, mulai dari masuk Bushun (emang ini suka menerbitkan berita pembunuhan anak sekolahan, ya? Setahuku cuma skandal idol), sampai dikeluarkan dari sekolah.
Dan dari sini, mulai ada pikiran untuk mencari tahu siapa pelaku yang membunuh wali kelas mereka.
Ada dua plot yang sekiranya berjalan setelah ini. Pertama, mereka harus menyembunyikan mayat Tokuyama agar tidak diketahui oleh orang lain. Kedua, mereka harus menemukan siapa pembunuhnya.
Seiring berjalannya dua plot tersebut, latar belakang Tokuyama mulai terkuak. Ia bukan korban yang bersih, artinya ia adalah orang jahat yang otomatis sedikit menjernihkan motif si pelaku, sekaligus mengaburkan jalan untuk menemukannya.
Aku agak panas hati membahas hal ini, karena Tokuyama adalah orang yang suka melakukan pelecehan seksual. Agar tidak panas-panas amat, aku berusaha percaya ia melakukan pelecehan mata saja. Artinya, membuka pintu kelas meski saat itu murid-muridnya sedang ganti baju. Itu saja. Aku mohon, cuma itu saja, jangan yang lain (apa coba ini?). Dan korbannya adalah murid-murid perempuan dari kelas lain, karena sejauh yang aku amati pada kelas 3-C ini, tidak ada petunjuk mereka mendapatkan perlakukan seperti itu.
Pada bagian yang lain, kita diperlihatkan pada karkater Kanzaki-sensei, dengan tingkah lakunya yang sedikit mencurigakan. Setelah itu, plot pertama yang mendominasi alur cerita: berusaha menyembunyikan mayat Tokuyama Daigoro.
Akhir dari episode ini menurutku sangat-sangat bagus. Hirate Yurina memutuskan untuk benar-benar mencari siapa pelaku pembunuh wali kelasnya. Sebuah pancingan yang bagus agar penonton menantikan episode berikutnya. Hal ini masih ditambah dengan dua pancingan—misteri—baru yang diselipkan pada menit-menit akhir. Akun Line Tokuyama mengirimkan pesan yang bertanya apakah dirinya mati, dan kemunculan Nagahama Neru di jendela gedung sebelah dengan gestur seperti psikopat gila (kalau tidak boleh menyebutnya dengan hantu cantik).
Di dalam cuplikan singkat pada bagian akhir, ada pancingan lagi yang benar-benar membuat aku (dan mungkin juga penonton yang lain) penasaran. Ada adegan saat Tokuyama ditemukan dan diperiksa oleh Hirate Yurina, bedanya kali ini, Techi-lah yang duduk pada kursi di tengah ruangan tersebut. Benar-benar bikin penasaran tingkat dewa.
C. Visual.
Visualisasinya gelap dan latarnya hanya berada di kelas 3-C. Di sekitaran itu aja, tapi tetap memberikan kesan yang baik. Musiknya bagus, apalagi ketika suasana berada di puncak ketegangan. Ada suara nyaring yang terdengar, membuat ketegangan itu benar-benar terasa. Aku rasa orang dibalik ini betul-betul tahu bagaimana memanfaatkan indera telinga penonton, selain indera mata mereka yang menjadi jalur utama menikmati drama tersebut.
D. Karakter.
Untuk membagi-bagi setiap karakter dalam kelompok masing-masing itu sangat sulit pada episode pertama ini, apalagi ada banyak karakter dan semuanya hampir tampil bersamaan dalam satu adegan. Tentu ada sebagian yang menonjol, sebagian tidak, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh fokus kamera dan seberapa sering mereka disorot. Namun, aku akan berusaha membuat daftarnya dan rangking akting para member Keyakizaka ini.
- Heroine: Center Always Win.
Tidak diragukan lagi Techi-sama ini adalah karakter utama, pemimpin, heroine. Ciri-ciri karakter ini adalah setiap ucapannya hampir disetujui dan dikerjakan oleh karakter yang lain. Sebagai contoh, saat Hirate Yurina mengusulkan untuk menyembunyikan mayat Tokuyama di loker Neru, semuanya setuju dan mengerjakannya. Ia juga yang menentukan akan dibawa ke mana plot cerita dari drama ini.
Di sisi lain, ia sepertinya menduduki posisi si detektif. Terlihat saat yang berani memeriksa Tokuyama sebelum yang lain, melepaskan jas korban, membantah deduksi Kobayashi Yui tentang rambut di wajah yang tumbuh dengan fakta suhu tubuh korban yang masih hangat—yang terlebih dahulu dibantah oleh Yonetani Nanami dengan mengutip Ikegami Akira. Ia juga yang pertama kali mengusulkan untuk mencari tahu siapa si pembunuh wali kelasnya tersebut.
Heroine, tentu harus punya
sidekick (pendamping). Tapi aku rasa Techi tidak punya teman dekat di sini. Ia sendirian. Namun, dalam episode pertama ini ada dua orang yang berpotensi untuk menjadi
sidekick-nya.
- Kobayashi Yui.
Ada kesan bahwa Yuipon cocok dipasangkan dengan Techi. Yui akan melakukan sebuah analisis yang salah, sehingga bisa membuat Techi menemukan analisis yang benar. Seperti pasangan Heiji Hattori dan Conan Edogawa. Kalau ada yang bertanya, siapa yang jadi Kogoro Mouri-nya, aku akan menjawab Oda Nana.
- Watanabe Risa.
Aku tidak yakin dengan pasangan ini. Tapi, peran Berisa di sini seperti Sasuke di Naruto. Berisa dan Techi adalah rival, tapi mereka bukan antagonis dan protagonis. Seperti Sasuke dan Naruto, yang meski bersaing, tapi mereka kemudian bersatu untuk mengalahkan musuh yang sesungguhnya.
- Heroine's Helper: Kapten Kita Tercinta.
Biasanya terdiri dari para karakter baik hati. Merekalah yang membantu heroine untuk mencapai tujuannya, atau menyelesaikan masalah. Dari episode pertama ini sudah terlihat bahwa Sugai Yuuka mendukung penuh Techi, begitu pula Harada Aoi. Untuk karakter yang lain, masih belum begitu terlihat jelas.
- Fashionable: Akanen dkk.
Aku tidak tahu apakah istilah ini cocok untuk mereka, karena bisa dimaknai sebagai murid yang paling gaya dan memesona di kelas. Paling keren di kelas, paling poluler gitu. Terlihat dari gaya dan rambutnya Akanen, juga sidekick-nya, Shida Manaka. Berisa bisa masuk ke grup ini, tapi melihat interaksinya dengan Akanen, hal itu sepertinya tidak memungkinan. Yang bisa masuk mungkin Suzumoto Miyu.
- The Joker: Duet Rika
Seperti yang aku bilang, joker berperan sebagai pencerah suasana—yang tadinya tegang menjadi lucu. Atau dalam arti lain, karakter yang tugasnya membuat tertawa. Dua pasang joker dengan keunikan masing-masing ini telah berduet dengan apik di episoder pertama. Aku masih saja tertawa kalau mengingat adegan Ozeki yang berusaha menaruh kertas materi ke laci bangku Neru, lalu Berika dengan santainya merampas benda itu untuk dimasukkan ke loker yang ada mayat Tokuyama. Belum lagi saat Ozeki berusaha menutup pintu loker yang terbuka, Berika dengan polosnya bertanya apa yang sedang ia lakukan. Ah, wajah cantiknya membuatku lupa segala hal (apa ini?).
- Watanabe Rika.
Aku tidak bisa mendeskripsikan dengan tepat joker seperti apa Berika ini. Ia adalah karakter out-of-the-box. Tidak terpengaruh suasana sekitar. Pun tidak bisa mempengaruhi dunia karakter lain. Buktinya, ia satu-satunya orang yang tidak masuk ke grup chat kelas 3-C, dan dirinya biasa saja. Malah terseyum. Lalu saat semua berusaha menaruh mayat wali kelas mereka ke dalam loker Neru, ia malah asyik mengambil foto. Meski ditegur oleh Sugai Yuuka dan Harada Aoi, dan memperingatkan agar jangan di-upload, ia hanya tersenyum dan membunyikan bonekanya.
Watanabe Rika seperti soal ujian. Kadang pertanyaannya gampang yang membuat semuanya lancar, kadang sulit yang membuatnya semakin rumit. Dan kita tidak bisa begitu saja menolak ujian itu. (ngomong apa aku ini?)
- Ozeki Rika.
Sifatnya tidak jauh beda dengan sifat Ozeki yang asli, kalau tidak salah ingat. Bodoh-bodoh gemesin. Ia punya dompet, atau tas kecil berbentuk katak. Ia juga yang menoyor kepala Tokuyama dengan ujung ganggang pel. Di kelas sendiri, ia menjadi pesuruh, kalau dilihat dari adegan ketika loker Neru terbuka. Loker itu berada di belakang Berika dan Berisa—lebih dekat dengan Berika sepertinya. Selain itu, di samping Berika ada Koike Minami, tapi semuanya menyuruh Ozeki untuk menutupnya. Meski Risa berkata Ozeki adalah yang terjauh dari bangku deretan belakang, tapi ia tetap yang disuruh melakukan tugas tersebut.
- Imaizumi Yui.
Aku tidak bisa mengatakan hal lain, selain lugu. Terlalu lugu hingga berusaha mencabut pisau yang menancap pada tubuh wali kelasnya.
- Oda Nana dan Habu Mizuho
Mereka berdua juga menampilkan hal-hal yang lucu, tapi masih belum begitu berkesan.
- Anti: Berisa's Gank
Apa itu anti? Aku sendiri pun kurang paham. Aku menggunakan istilah ini pun asal saja. Anti di sini bisa berarti antagonis. Rival dari protagonis. Namun, tidak seratus persen seperti itu. Anti punya tujuan yang sama dengan protagonis, tapi terkadang pemikiran keduanya bertentangan. Dan yang memegang peran ini adalah Watanabe Risa, diikuti oleh dua pengikutnya. Saito Fuyuka dan Ishimori Nijika.
Meski pada episode awal ini tidak terlihat ia menentang Techi (yang aku ingat mereka berselisih paham dengan Sato Shiori) tapi mereka sudah menunjukan bahwa pendapat yang mereka miliki berbeda dengan pendapat yang lain mengenai masalah yang sedang dihadapi. Kesannya, mereka adalah murid-murid pembuat masalah, tapi tanpa mereka pasti membosankan.
- Netral:
Karakter netral adalah karakter yang kadang bisa condong ke arah Pemimpin, dan kadang pada Anti. Namun, mereka bukan orang yang bermuka dua, hanya saja tidak bisa sepenuhnya bisa berpihak pada salah satunya. Mereka punya area sendiri yang tidak fokus untuk mendukung salah satu pihak, tapi fokus untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jika si pemimpin punya gagasan yang lebih bisa menanggulangi masalah itu, ia akan membantunya. Begitu pula ketika anti punya gagasan yang lebih baik. Mereka akan berusaha membantunya. Kadang pula, mereka tak peduli sama sekali.
- Karakter Pelekat.
Karakter yang tidak punya pengaruh besar, tapi keberadaannya begitu penting, karena mereka membuat keenam peran karakter di atas tetap bersama-sama, dan membuat mereka sadar bahwa tujuan mereka semua satu. Meski pendapat satu sama lain bertentangan.
- Misterius.
Nagahama Neru.
- Obstacle.
Karakter yang berperan sebagai penghalang dari karaker utama dan yang bersamanya. Mereka harus menanganinya untuk bisa mendapatkan tujuan mereka. Dalam episode pertama ini, tujuan mereka adalah menyembunyikan mayat Tokuyama dan mencari tahu siapa yang membunuhnya. Untuk mencapai hal itu, mereka harus menangani Kanzaki-sensei dan guru pria berkacamata yang aku lupa siapa namanya.
E. Ranking Akting.
Teratas.
- Watanabe Risa.
- Watanabe Rika.
- Kobayashi Yui.
- Ozeki Rika.
- Suzumoto Miyu.
Sungguh sulit menentukan apakah Berisa atau Berika yang menduduki posisi pertama. Selain keduanya berperan sangat baik, mereka juga membuat kesan yang dalam dari karakter yang di mainkan. Namun, aku harus membuat Berisa berada di atas karena peran jahatnya di sini. Sementara itu, Yuipon benar-benar bisa memerankan dirinya dengan baik (apa coba?). Aku bisa merasakan ia murid sekolah yang suka gosib saat teman-temannya membicarakan tetang Neru, atau saat ia berusaha membuat analisis kematian Tokuyama. Karakternya tidak bisa dilupakan begitu saja. Untuk Riichan, ia seperti adik bungsu yang tak memiliki daya apa-apa. Mau aja disuruh oleh kakak-kakaknya. Selain itu tingkah lakunya yang konyol, memberikan kesan tersendiri. Dan untuk Kuritarou, kesan siswi sekolahnya dapet banget.
Terbawah.
- Hirate Yurina.
- Harada Aoi.
- Sugai Yuuka.
Mungkin ada yang kaget karena nama Techi-sama berada di urutan ini, tapi itulah yang aku rasakan. Techi hanya terlihat memerankan karakternya saja, tidak masuk ke dalamnya. Seperti dua warna sirup dalam gelas, belum diaduk dengan sempurna, sehingga masih terlihat dua warna dasarnya. Untuk Aoi, ia tidak bisa menunjukkan auranya. Tertutup oleh karakter yang lain. Dan untuk Yuuka, ia terlihat kaku.
F. Kesimpulan
Apapun yang aku katakan di atas, tidak bisa membantah bahwa aku benar-benar menikmati drama ini. Belum bisa kasih analisis, karena masih episode pertama. Namun, kalau boleh bilang, tersangkanya masih mengarah kuat pada staf guru. Itu saja.