A. Ocehan.
Gerak lambat selalu terjadi ketika yang disorot kamera adalah kaki-kaki atau ketika mereka sedang makan.
Akanen terlihat mengantuk.
Berisa cegukan.
B. Cerita.
Ternyata orang yang datang bukan Tokuyama. Techi yang menyadarinya terlebih dahulu dengan mengatakan mata orang itu lebih ramah dari milik Tokuyama. Kemudian yang lain pun menyadari perbedaan itu. Orang tersebut adalah Tokuyama Daishiro, kakak Tokuyama Daigoro. Dengan ikatan saudara kembar, ia merasa adiknya telah dibunuh. Ia juga memberitahu bahwa Tokuyama berencana untuk memberitahu rahasia sekolah padanya. Ia tidak bisa pergi ke Tokyo untuk suatu alasan, maka Tokuyama yang akan pergi ke rumahnya. Namun, adiknya tersebut tidak pernah datang.
Satu fakta lagi yang diketahui. Tempat tinggal Daishiro adalah Pulau Awaji. Tiket untuk pergi ke pulau itu ditemukan di mayat Tokuyama beberapa hari yang lalu.
Daishiro datang karena ingin menyelidiki adiknya—yang menurut instingnya telah dibunuh—dengan pura-pura menjadi Daigoro, untuk melihat reaksi para guru. Ia meminta murid kelas 3-C untuk membantunya. Guru yang pertama melihatnya adalah Kanzaki-sensei. Meskipun terlihat biasa saja pada awalnya, tapi ketika di lorong ia tampak ketakutan.
Kedua adalah kepala sekolah. Ia buru-buru masuk ke kelas, bertanya kabar Tokuyama, lalu pergi ke jendela dan membahas pekerjaan kontruksi. Ia menyuruh Tokuyama untuk berbicara dengannya sepulang sekolah.
Ketika makan siang, Nijika dibantu oleh Fuyuka menyudutkan Neru, tapi Berisa segera membantunya. Ia mengingat kejadian ketika salju turun. Tokuyama bertengkar dengan Neru, lalu menampar gadis itu. Dan Neru bertekat untuk tidak pernah memaafkan Tokuyama.
Di sela makan siang, Yuichanzu mengadakan konser tunggal dengan lagu Sungai Shibuya. Semuanya ikut di dalamnya. Dan Hashibe datang untuk mengganti jam yang rusak. Ekspresinya tidak berubah sama sekali, suka marah dan menggunakan nada tinggi seperti sebelumnya. Tapi ketika berada di lorong, wajahnya tampak menakutkan.
Masih ditengah konser Yuichanzu. Yukka keluar dari kelas, diikuti oleh Techi. Ia membujuk ketua kelasnya yang tampak resah itu untuk bicara. Saat hendak melakukannya, Miyu dan Nana muncul dari ujung lorong. Membuat Yukka pergi. Dan masalah besar pun datang. Sebuah buldoser sedang menggali halaman sekolah, di mana mayat Tokuyama dikuburkan. Dengan fakta bahwa mayat itu penuh sidik jari dan DNA murid-murid kelas 3-C, Hirate Yurina memutuskan untuk mengambil lagi mayat itu. Nagahama Neru pun berpendapat jika hendak melakukannya, maka harus dilakukan sekarang juga.
Kelompok populer bertugas untuk membuat Daishiro pergi dari kelas, sementara itu Techi, Neru, dan kelompok anti mengambil mayat Tokuyama dari halaman sekolah. Ketika mereka sudah sampai di depan kelas, mayat tersebut terjatuh dari troli dan membuat terpal yang membungkusnya terbuka. Pada saat itu, Daishiro baru saja dipaksa keluar oleh kelompok populer. Techi terpaksa mendorong Daishiro kembali ke kelas. Ia dimasukkan ke dalam loker Nagasawa Nanako. Sementara itu, Daigoro kembali dimasukkan ke dalam loker Neru. Sebelum itu, foto selfie dulu.
Sama seperti istri Tokuyama, Daishiro membawa informasi tentang korban pembunuhan tersebut. Baginya Tokuyama adalah pahlawan, karena pernah menolongnya saat sekolah. Ia pun merasa menyesal karena pernah berpikir tidak mau ikut campur masalah Tokuyama. Ia berpikir adiknya itu membencinya karena hal itu, dan karenanya tidak mau menemuinya. Namun, Techi membantah hal itu dengan memberikan tiket feri yang ditemukan di mayat Daigoro.
Di menit akhir, Daishiro bertemu penjaga sekolah di lorong. Sementara itu, di kelas 3-C sendiri, Techi berdua saja dengan Yukka. Techi memberitahu soal daftar itu, dan Yukka mengancam Techi agar tidak ikut campur, kalau tidak mau berakhir sama dengan Tokuyama. Dibunuh.
C. Visualisasi.
Kali ini, filter hitam putih kembali, meski vblog Berika harus absen lagi. Kamera pengintai itu terletak di pojok depan kelas, dekat jendela yang menghadap halaman.
D. Karakter.
Bagaimana karakter Daigoro sebenarnya?
Dalam pengamatanku yang datar ini, ia guru yang amoral pada kesan pertama. Namun, seiring berjalannya waktu, kebaikannya mulai tampak, meski samar. Apalagi itu dari kesan istrinya. Si istri mengingat kebaikan Tokuyama dan berpikir karena itu murid-murid yang ia didik berusaha melindunginya.
Di episode ini, kembali diperlihatkan lagi sisi baik dari Tokuyama, juga sisi buruknya yang lain. Ia memang sering bermasalah di sekolah, tapi ia memiliki hati yang baik. Ia mengantikan adiknya untuk dipukul karena memecahkan kaca jendela.
Mungkin, Daigoro memang punya sifat buruk, tapi tidak seburuk sampai ia harus dimusnahkan. Mungkin, ia memang sering menimbulkan masalah. Namun, dibalik sisi buruknya itu, ia punya hati yang baik, dan jiwa melindungi orang yang ia kasihi.
E. Ranking Akting.
- Watanabe Risa.
- Watanabe Rika.
- Nagahama Neru.
- Hirate Yurina.
- Shida Manaka.
Tiga teratas tidak perlu dijelaskan lagi, karena aura mereka tidak berkurang. Berisa dengan ekspresi dinginnya, dan perasaan ingin melindungi Neru. Neru sendiri masih tampak misterius, dan dengan mudahnya dapat mengambil alih arus—di mana selama ini hanya Techi dan Akanen yang terlihat dapat melakukan hal itu. Dan Berika, ia kembali memperlihatkan kesan kejamnya pada bento, dan masih sepolos anak-anak ketika situasi sangat genting.
Untuk Techi sendiri, aku merasakan ekspresi wajahnya sudah lumayan. Ia terlihat jijik ketika Daishiro berusaha menjadi Daigoro, dan ekspresi ingin tahu bercampur khawatir ketika menanyakan apa yang dikatakan kepala sekolah. Belum lagi ketika ia bersitegang dengan Yukka. Untuk Manaka. Entah kenapa aura karakternya telihat lebih dari sebelumnya, meski dialog dan waktu tampilnya sedikit. Ia bahkan mengalahkan Akanen, ketua kelompoknya.
F. Kesimpulan.
Sejauh ini, ada dua motif kuat dibalik pembunuhan Tokuyama. Pertama, menarik kesimpulan dari semua hal telah terjadi, Tokuyama dibunuh karena mengetahui rahasia sekolah dan memiliki daftar tersebut. Kemungkinan besar ia hendak menyebarluaskannya, karena ia pernah mengatakannya pada Noel-sensei, hendak menyerahkannya pada pria berkacamata hitam—yang ditenggarai sebagai wartawan, dan menemui kakaknya untuk membahas hal itu. Tapi, sebelum hal itu terjadi, ia dibunuh. Oleh siapa? Oleh orang yang terlibat dalam lingkaran rahasia sekolah itu. Di sini kita punya, Kepala Sekolah, Kanzaki-sensei, Hashibe, Penjaga Sekolah dan untuk kalangan murid, Sugai Yuuka—karena namanya tertera di daftar.
Kedua, ia dibunuh oleh selingkuhannya yang dendam. Dalam hal ini tersangka utamanya adalah Neru. Ia dikesankan punya masa lalu dengan Tokuyama.
Ada juga—meski kecil—salah satu murid kelas 3-C. Hal ini menguat ketika pesan-pesan Line Tokuyama berhubungan langsung dengan apa yang terjadi di dalam kelas. Meski hal itu kemudian bias ketika kamera pengintai ditemukan. Dengan kamera itu, orang luar yang tak ada di dalam kelas pun bisa tahu apa yang terjadi di sana, lalu mengirim atas nama Tokuyama.
Sementara itu, empat barang yang ditemukan pada tubuh Tokuyama satu persatu mulai ada penjelasannya. Kartu nama toko Kintaro telah dijelaskan oleh Noel-sensei. Buku novel tanpa sengaja diketahui Techi setelah dilempar oleh pria berkacamata hitam. Dan tiket pulau Awaji adalah milik Daishiro. Lalu, bagaimana dengan botol Nitrogliserin?
Aku rasa masih banyak fakta yang harus dikumpulkan sebelum kasus ini berakhir dengan diketahui siapa pelaku pembunuh Tokuyama.