A. Ocehan.
Sepertinya, judul-judul dari pertengahan sampai akhir, lebih ke arah "ingin" daripada "mayat". Tapi karena sedari awal aku sudah mengartikannya dengan "mayat" kenapa tidak dilanjutkan saja. Udah tanggung juga.
Judul alternatif untuk episode ini adalah "Ingin—Membuat—Lelucon Keji".
B. Cerita.
Seperti yang sudah diprediksi, Yonetani bisa lolos dari tuduhan Neru. Setelah Neru mengatakan pelakunya adalah Yonetani, semuanya tampak terkejut, bahkan Neru perlu mengingatkan Akanen tentang apa yang dilakukan oleh gadis itu ketika tuduhan yang sama menimpanya. Akanen sendiri dengan nada tak semangat menyuruh Ozeki dan Miyu—sekali lagi mereka disuruh—untuk menggeledah Yonetani. Oda Nana yang kemudian maju, dan tidak ditemukan ponsel Tokuyama di tubuh tersangka. Bahkan ketika semua mata tertuju padanya—dengan tangan kosong tampa memegang apa-apa, ada pesan datang dari akun Line Tokuyama. Dan Yonetani pun lepas dari tuduhan begitu saja.
Namun, ketika semuanya kembali ke tugas masing-masing, Yonetani yang tepat berada di belakang punggung Techi, memperlihatkan wajah yang mengancam si center. Ketika Techi berbalik, wajah itu sudah berubah menjadi seperti biasanya.
Murid-murid kelas 3-C kembali sibuk mempersiapkan rumah hantu. Yuipon masuk ke dalam kelas dan meminta siapa saja untuk membantunya membawa perlengkapan. Teman duitnya—Zuumin—mengajukan diri, begitu pula Kelompok Anti dan Neru. Techi pun ikut di belakang mereka. Di depan kelas, ia melihat Hashibe sedang membersihkan jendela. Techi pun mengambil kesempatan itu untuk memberitahu si petugas kebersihan tentang apa yang ia ketahui: Hashibe adalah wakil direktur. Neru dan Kelompok Anti yang mendengar itu, kembali untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Hashibe bertanya-tanya apakah informasi seperti itu bisa dimanfaatkan untuk menangkap pelakunya, yang dibalas dengan pertanyaan pula oleh Techi: bagaimana kalau dirinya bisa menangkap si pelaku?
Setelah merasa tak ada lagi yang bisa dikatakan, Techi berjalan pergi, tapi Hashibe membuatnya berhenti, lalu memberikan kaset yang diberikan oleh Tokuyama pada Neru—yang kemarin dirampas oleh Noel-sensei, tapi tidak dikembalikan oleh Kanzaki-sensei. Sayangnya, CD itu sudah terbelah jadi dua, padahal Techi baru sadar angka yang tertulis di situ mungkin waktu dalam video. Berisa pun berkata, jika hanya video itu yang perlu dilihat, maka mereka masih bisa melakukannya.
Kelima murid yang sepertinya sudah sadar bahwa tujuan mereka sebenarnya sama ini, memohon pada Berika di pojok lorong agar memperlihatkan video yang ia rekam. Berika awalnya membantah bahwa dirinya merekam video Tokuyama saat itu, tapi kemudian mengakuinya. Ia pun mengajukan syarat jika ingat melihat video tersebut. Kelima murid di hadapannya harus mau direkam satu persatu. Karena mereka adalah harta karunnya.
Mereka kemudian melihat video tersebut. Techi mengarahkan Berika untuk menghentikan waktunya di detik ke 34.23. Di sana ada frame Kamiyama-kun, si kura-kura kelas. Techi pun seakan paham akan sesuatu.
Hari telah berganti malam, tapi pekerjaan kelas 3-C masih belum selesai. Di tengah-tengah kesibukan, Fuyuka datang dengan dua kantung makanan. Nanako sebagai pemimpin, mengacungkan pisau palsu pada Fuyuka, tapi kemudian ia paham bahwa murid-murid kelas 3-C memang butuh camilan malam. Mereka pun mengerubungi Fuyuka. Di sisi lain, Berisa, Neru, dan Nijika mengamati mereka di tempat masing-masing. Kemudian, pesan Line Tokuyama datang. Wali kelas mereka meminta roti yang manis dan kopi rendah gula, serta sebuah foto.
Uemura yang berdiri agak jauh, melangkah ke tempat Kamiyama-kun dan mencari sesuatu di kotak makanannya. Techi muncul dan bertanya apa yang Uemura cari. Uemura mengatakan tidak tahu, dan jawabanya yang kedua lebih keras, sehingga mendapat perhatian dari teman-teman yang lain.
Techi kemudian menjelaskan, ponsel Tokuyama ditemukan di dalam kotak Kamiyama-kun. Neru dan Berisa pun mengungkap bahwa Uemura bersekongkol dengan Habu dan Yone. Nijika membenarkan hal itu, karena ia dan yang lain—Berisa dan Neru—telah memperhatikan mereka ketika pesan itu datang. Mereka bertiga pun tidak bisa mengelak lagi.
Akanen kembali menganbil alih. Ia bertanya siapa sebenarnya pelaku pembunuhan Tokuyama dan segera akhiri kasus ini. Ia berteriak sehingga Habu jadi takut dan meminta maaf. Kemudian tiga pelaku pengirim pesan Line Tokuyama ini saling menyalahkan satu sama lain, hingga pada akhirnya Habu menceritakan bahwa ia yang pertama kali mengambil ponsel Tokuyama yang terjatuh ke lantai, saat mereka mengangkatnya. Hal itu dilihat oleh Yone dan Rina. Mereka pun kemudian melakukan keisengan dengan mengirim pesan Line lewat akun Tokuyama. Termasuk memindahkan mayat wali kelas mereka ke loker lain.
Mereka beralasan itu untuk candaan, kesenangan, rasa iseng, dan tidak ada kaitanya dengan pembunuhan Tokuyama. Tapi, sebagian murid-murid kelas 3-C berpikir merekalah pelakunnya. Habu yang selama ini terlihat lemah, akhirnya menunjukkan diri. Ia menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan Tokuyama, justru semuanyalah yang salah. Ia mengecam Akanen yang hendak memanfaatkan mayat Tokuyama di rumah hantu, pun mengkritik Yukka yang dituduh masuk lewat jalur belakang, dan memandang rendah orang lain sampai menyuruhnya untuk memberikan napas buatan pada mayat. Dan tidak ada yang menghentikannya.
Habu merasa perbuatan mereka itu benar-benar jahat. Miyu menyela bahwa dirinya pun disuruh berfoto bersama Tokuyama. Habu mengatakan padanya untuk melupakannya saja, tapi dirinya tidak bisa melupakan apa yang mereka perbuat padanya. Ia selalu dipandang sebelah mata, disuruh apa saja, dan perbuatan lain yang membuatnya terluka. Apa salahnya jika ia melakukan kesenangan—mengirim pesan Line atas nama Tokuyama—sedikit saja.
Akanen masih berpikir mereka juga membunuh Tokuyama untuk melakukan hal itu, tapi Techi membantahnya. Pembunuh Tokuyama adalah orang lain, dengan alasan Tokuyama sudah memprediksi bahwa ponselnya akan dicuri, jadi tidak bisa melihat videonya. Jadi kebetulan saja ponsel itu ditemukan di kotak makan Kamiyama.
Sejujurnya aku kurang paham dengan alasan ini, dan minimnya referensi dari terjemahannya. Namun, jika boleh mengambil referensi di akhir episode, di mana Techi menemukan petunjuk lain di dalam sarang Kamiyama, mungkin saja alasan itu seperti ini. Video yang diberikan oleh Tokuyama ke pada Neru berisi petunjuk akan foto tersebut: foto yang ia simpan di kotak kaca Kamiyama. Bukan petunjuk untuk menemukan ponselnya. Tokuyama mungkin berpikir ponselnya akan dicuri, tapi hampir mustahil ia tahu ponsel tersebut akan disimpan di kotak makanan Kamiyama. Tempat yang bisa diketahui dengan mudah oleh murid-murid kelas 3-C. Terlebih lagi, ancaman pembunuhan itu dikirim oleh Kepala Sekolah. Aman mengatakan jika Kepala Sekolah—yang mungkin juga orang yang menyewa Penjaga Sekolah—mengancam Tokuyama karena mengetahui daftar ilegal itu, tapi tidak sampai membunuhnya.
Jadi tempat ditemukan ponsel tersebut lewat petunjuk video Tokuyama, hanya kebetulan saja. Petunjuk itu sebenarnya ditujukan untuk foto yang disimpan di bahwa batu tempat kura-kura tinggal.
Kembali ke cerita. Ketika Techi hendak menjelaskan lebih jauh, Nanako memukul Yone dan mendorongnya ke jendela. Ia benar-benar tidak suka saat Tokuyama berada di dalam lokernya. Ia pun mengingat saat mereka hendak membuat rumah hantu. Nanako menanyatakan keseriusan Yone akan hal itu. Ia pun menyebut Habu dan Rina. Perbuatan mereka itu tidak baik. Benar-benar tidak baik. Meski ia tidak terlalu paham. Nanako pun mencoba meyakinkan dirinya, meski sudah terjadi seperti itu, mereka tetap teman, kan? Yone pun mencoba meyakinkan dirinya, karena teman tidak mungkin berbuat seperti itu. Nanako kembali meyakinkan semuanya, jika seorang teman melakukan kesalahan, cukup bilang "bodoh" saja. Karena mereka adalah teman. Yone kemudian meminta maaf, disusul oleh Habu dan Rina.
Ketika sedang asyik-asyiknya menghayati adegan mengharukan ini, Fuyuka membuka bungkus roti dan memakannya. Ia menyuruh yang lain untuk makan agar ceria, sementara dirinya tampak ingin menangis. Nijika bertanya padanya, apakah Fuyuka sedang makan atau sedang menangis, yang segera dibantah oleh Fuyuka, meski tidak terlalu meyakinkan. Lalu Yukka berkata, bahwa ia pun merasakan hal yang sama seperti yang lain.
Dan Akanen berusaha membuat arus lagi. Ia tampak tidak suka dengan drama yang baru tercipta, karena sudah sering melihat drama di kelas 3-C ini. Ia pun tidak mau lagi melakukan festival sekolah, dan mengajak Miyu untuk pergi. Tanpa diduga, Miyu tidak sependapat dengan Akanen. Moriya pun mengajak teman-temannya yang lain, tapi sebelum sampai ke pintu keluar, mereka dihadang oleh Shiori. Dengan nada datar, Shiori meminta mereka agar jangan pulang sebelum selesai. Mereka pun patuh.
Nanako kembali berusaha untuk menyemengati mereka, dan ia terlihat canggung ketika berjalan bersama Yone. Di sisi lain, Hirate mencoba mencari petunjuk lain dari ponsel Tokuyama, tapi dihadang Berika. Watanabe yang satu ini meminta janji yang telah mereka buat untuk ditepati. Vblog Berika dan Harta Karunnya.
Di menit akhir, waktu sudah menunjukan pagi hari ketika Shiori—dengan ekspresi dingin—berusaha menegakkan kepala Tokuyama, tapi kepala itu lunglai. Ia pun kembali mengerjakan lukisannya, sementara murid-murid yang lain tertidur pulas di lantai. Di sudut lain, Techi meletakkan Kamiyama ke lantai, lalu menuang air dan batu-batu dari kotak kaca tempat kura-kura itu tinggal. Di dalamnya Techi menemukan sebuah foto. Foto yang sama dengan yang dibawa istri Tokuyama. Bedanya, kali ini murid berseragam tersebut menampilkan wajahnya. Wajah Kanzaki-sensei.
Tidak jauh dari Yurina, Shiori telah menyelesaikan gambar mata. Techi tidak melihat hal itu, ia pergi ke luar kelas dan bertemu Hashibe. Techi bertanya padanya, apakah Hashibe ingin menangkap pelaku pembunuhan Tokuyama? Belum sempat dijawab, adegan kembali ke Shiori yang menyatukan papan lukisnya, lalu menyiramkan air berwarna merah. Kembali ke Hashibe dan Techi. Hashibe bertanya balik, yang mana si pembunuh, yang membuat Techi bingung. Sementara itu, di dalam kelas, Shiori memperlihatkan eskpresi menyeramkan.
C. Visual.
Vblog Berika yang terbaik.
D. Karakter.
Tidak ada karakter tamu sekarang, tapi beberapa karakter sudah berkembang. Seperti Habu, yang rasanya seperti pusaran kecil di antara semuanya. Sekarang ia bisa mengutarakan apa yang ia rasakan selama ini, juga perasaannya. Membuat semuanya sadar dan mengerti satu sama lain.
The Solo Center, Techi yang luar binasa. Aku akan membahasnya lebih jauh dari sebelumnya. Kita tahu, di episode-episode awal Techi berkata ingin menangkap si pelaku. Hal tersebut dan beberapa tindakannya kemudian, mengesankan dirinya yang—sok—hebat, berada di atas semua murid yang lain. Seperti layaknya heroine naif yang merasa dapat mengalahkan musuh dengan kekuatan yang ia miliki. Namun, setelah kejadian Sugai Yuuka, di mana segala hipotesisnya selama ini—latar belakang terbunuhnya Tokuyama karena rahasia sekolah—gagal total. Lalu, ia pun jatuh lebih dalam menjadi tersangka utama—djebak oleh Hashibe. Ia seharusnya sadar, bahwa dirinya butuh bantuan orang lain untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Setelah melewati hal itu pun, Techi masih berlagak. Ketika Kelompok Baik-baik dan Kelompok Populer berselisih, ia berdiri dan berkata akan melakukan sesuatu besok. Ia akan menangkap pelakunya. Pun ketika ia memberitahu Hashibe bahwa dirinya tahu siapa sebenarnya si tukang bersih-bersih itu. Techi masih tampak naif seperti sebelumnya. Entah ini karena si penulis cerita atau sutradaranya lupa akan pertumbuhan karakter Techi, atau si center sendiri yang belum bisa menunjukkan secara jelas bahwa ia dapat hidayah.
Tidak ada kesan yang aku dapat bahwa Techi sadar dirinya butuh bantuan orang lain. Ketika ia bekerja sama dengan Kelompok Anti dan Neru, itu seperti ketidaksengajaan saja. Kebetulan mereka kembali ketika ia berbicara pada Hashibe. Kebetulan Hashibe memberikan CD Tokuyama. Kebetulan Berisa ingat bahwa Berika merekam video itu. Kebetulan Berika memperlihatkannya.
Meski tidak enak mengatakan ini, tapi sampai episode 11 ini, aku tidak merasakan perkembangan yang berarti pada karakter Techi. Ia masih terlihat seperti awal episode. Naif dan merasa bisa melakukan segalanya. Justru karakter—pemanis, kalau boleh aku mengatakan demikian—tampak tumbuh dengan baik, seperti Habu yang berani mengatakan isi hatinya, Miyu yang selalu ikut Akane tapi kemudian membantahnya, dan Shiori. Ia tampak seperti orang baik yang selalu memandang segala hal dengan positif, termasuk temannya, dan membela mereka yang sedang kesulitan. Dan ia tumbuh jadi orang yang disegani, termasuk oleh Akane.
E. Ranking Akting.
- Watanabe Risa.
- Moriya Akane.
- Watanabe Rika.
- Nagahama Neru.
- Nagasawa Nanako.
Di sini Nanako tampil lebih banyak, dan ia berhasil mempertahankan kerakternya yang agak gimana, ya. Ia punya logat khas, serta wajah dan tingkahnya melekat dengan baik pada karakternya. Untuk yang lain, aku tidak bisa komentar apa-apa lagi.
F. Kesimpulan.
Ada banyak hal yang ingin aku tulis, tapi jiwa ini tidak bisa menolak godaan untuk segera menonton episode selanjutnya. Episode terakhir. Jadi, sekian saja.