A. Ocehan.
Sepertinya vblog Berika akan jadi menu permanen dalam episode-episode selanjutnya. Selain itu, chat Line akan menjadi warna tersendiri yang ditunggu-tunggu kehadirannya. Sejauh yang bisa aku amati, chat dari Berika dan Berisa yang paling luar binasa. Shida mengikuti di belakangnya. Berika dengan komentar tak terduganya, Berisa dengan kata-kata sinisnya, dan Shida sendiri cool banget.
Satu hal lagi, setelah mencari referensi tentang dorama ini di internet, aku menemukan hal menarik di setiap sub-judulnya—judul setiap episode. Kata "Shitai" di akhir setiap judul bisa berarti "mayat"—nomina—juga bisa berarti "hendak"—adverbia. Jadi, judul episode pertama bisa diartikan sebagai "Menyembunyikan Mayat" atau "Hendak Menyembunyikan". Permainan kata, itulah yang terjadi di sini. .
B. Cerita.
Misteri di episode kedua terjawab dengan cepat pada episode ini. Tokuyama tidak menghilang, hanya pindah ke loker di sebelahnya. Loker Nagasawa Nanako. Di episode ini juga diperlihatkan bahwa Kanzaki-sensei tidak punya akun Line. Ia mendapatkan e-mail dari Tokuyama yang mengatakan izin karena sakit.
Kali ini ada perempuan yang datang ke kelas 3-C. Ozeki mengira ia adalah ibu Miyu yang secara kebetulan Kuritarou tersebut pergi ke kantin karena lupa membawa bento. Tapi, ia ternyata istri dari Tokuyama. Ia membawa sekotak pakuchii—sejenis seledri—dan macaroon. Lalu menyuruh murid-murid kelas 3-C mencicipinya.
Kelakuan aneh si istri tersebut sudah dapat diduga oleh Techi. Perempuan tersebut hendak mencari sesuatu. Mencari selingkuhan suaminya. Tokuyama tidak suka makan pakuchii dan tidak tahu kue macaroon, tapi tiba-tiba menyukai hal itu. Selain hal tersebut, ia juga punya bukti foto bahwa suaminya berselingkuh dengan murid sekolah tersebut. Dan Tokuyama sendiri tidak pulang selama sebulan ini.
Episode ini lebih mengeksplore kehidupan Tokuyama, serta hubungannya dengan si istri. Selain itu juga menambahkan beberapa fakta tentang korban pembunuhan kita ini. Ia mempunyai hubungan terlarang dengan salah satu muridnya. Ketika istri Tokuyama memberi waktu 10 menit agar selingkuhan suaminya tersebut mengaku, murid-murid kelas 3-C mulai mencari cara untuk menyelesaikan masalah itu.
Kali ini bukan Techi yang memberikan solusi, tapi Akanen. Kebetulan setelah ia mengatakan idenya, Riichan datang, diikuti oleh Kuritarou. Lalu semua mata tertuju padanya. Miyu—dengan sangat-sangat terpaksa—mengaku bahwa dirinyalah selingkuhan dari Tokuyama, kemudian memberikan penjelasan bahwa hubungan itu telah lama berakhir, karena ia tahu hal itu akan berdampak buruk padanya. Tapi sesuatu hal yang tak diduga terjadi kemudian.
Si istri tahu keberadaan Tokuyama dari bau badannya. Ia bahkan sudah menyiramkan bensin ke loker Neru untuk membakarnya, bahkan telah menyalakan korek api. Saat ia hendak melakukan hal tersebut, Techi dengan sigap melindungi loker Neru dan memohon pada istri Tokuyama untuk tidak melakukannya. Kemudian diikuti oleh Sugai Yuuka, dan murid-murid lainnya. Techi memberikan beberapa kata yang seperti pencerahan pada si istri. Biar pun suami dari perempuan itu menyakitinya, membakar—atau membunuh—si suami tidak akan begitu saja menyembuhkan luka itu. Malah mungkin menimbulkan rasa sesal, karena orang tersebut pernah—dan mungkin masih—dicintainya.
Aku tidak pernah menduga ada adegan mengharukan di drama ini, terutama di episode-episode awal. Namun hal itu terjadi di episode ketiga ini. Setelah mendengar kata-kata Techi, si istri sadar akan rasa cinta pada suaminya. Ia mengingat sikap baik suaminya itu, sehingga bisa menggerakan hati murid-muridnya—melindunginya. Ia pun seakan memaafkan kesalahan Tokuyama dan berharap—sekali saja—untuk melihat wajahnya. Namun, Tokuyama tidak keluar. Hingga si istri pergi, Tokuyama masih berada di dalam loker.
Oda Nana—dengan suara serak dan penuh harapan—menyuruh wali kelasnya untuk keluar, tapi hal itu jelas tidak mungkin. Tokuyama telah mati. Sugai Yuuka berusaha tegar dengan mengatakan, jika wali kelasnya tersebut masih hidup, ia pasti akan keluar untuk melihat wajah istrinya. Sementara anti kita pun tersentuh. Fuuchan merasa hubungan suami istri itu begitu rumit, dan Berika berkomentar: itulah cinta.
C. Visual.
Tema gelap masih mendominasi. Kalau tidak salah ingat, ketika pengambilan gambar gedung sekolah dari depan, untuk pertama kalinya mengambilnya ketika malam hari. Ada juga bayangan yang mendekati loker Neru, membukanya, kemudian Neru muncul sambil memakan kue macaroon.
Dan tak lupa ada filter putih seperti ini.
D. Karakter.
Untuk bahasan karakter sendiri, aku tidak tahu harus menulis apa lagi setelah dua ulasan sebelumnya. Yang bisa kuamati di sisi karakter pada episode ini adalah, tenggelamnya kedigdayaan Hirate Yurina. Kesan heroine pada dirinya, sedikit pudar dan rasanya mulai setara dengan karakter-karakter yang lain. Tidak ada lagi kesan Techi yang luar binasa pada dua episode awal.
Dua hal yang sekiranya membuat Techi terasa demikian adalah:
Pertama, ketika Nagasawa Nanako kaget karena mayat Tokuyama berada di dalam lokernya dan hendak memindahkannya ke loker Suzumoto Miyu. Keduanya berselisih dan yang menengahi adalah Saito Fuyuka, sementara yang memberikan solusi adalah Watanabe Risa.
Kedua, ketika mereka harus mencari jalan keluar dari permasalahan istri Tokuyama. Akanen yang mengusulkan untuk berpura-pura menjadi selingkuhan Tokuyama. Tampaknya ia mulai sadar untuk menanggapi masalah mayat wali kelasnya dengan lebih serius. Kalau boleh dikatakan, ia menanggulangi masalah itu dengan tindakan, meski pada awalnya terlihat tidak terlalu peduli. Sementara Techi lebih banyak berkata saja daripada tindakannya. Di menit akhir dua episode sebelumnya, Techi berkata dengan penuh keyakinan ia akan menemukan pembunuh itu, tapi yang aku ingat ia hanya melakukan satu hal saja. Pura-pura jadi mayat Tokuyama di lorong kelas.
Satu hal lagi, sisi lain dari karakter Berika diperlihatkan. Pada episode pertama ia tampak seperti manusia dari planet lain, yang tidak teridentifikasi, dan teman-temannya pun tidak bisa protes akan kelakuannya. Pada episode dua, apa yang ada pada dirinya diterima oleh yang lain, dan menjadikan ia teman sebagaimana teman pada umumnya. Bahkan bercanda dengan dirinya. Pada episode ketiga ini, ada kesan bahwa dirinya memiliki sifat psikopat. Tapi, ketika Uemura Rina dan Sato Shiori berpura-pura jadi zombie, ia lari karena takut. Seperti murid yang sering jadi sasaran kejahilan. Aku jadi makin tidak bisa memahami karakternya.
E. Ranking Akting.
- Moriya Akane.
- Watanabe Risa.
- Suzumoto Miyu.
- Watanabe Rika.
- Ozeki Rika.
Akanen melesat ke urutan pertama. Berisa terpaksa harus turun ke posisi kedua. Ekspresi malu-malu bahagia ketika dipuji oleh istri wali kelasnya mengawali hasil terbaik Akanen, belum lagi ia paling menonjol di episode ini. Untuk Berisa, terlihat jelas jatah dialognya lebih sedikit dari sebelumnya, tapi ekspresi wajahnya masih saja berkesan. Karakter yang ia perankan tidak goyah. Bahkan ia bisa mengatakan sesuatu yang baik—umumnya karakter yang ia perankan ini selalu berkata sinis—tanpa sedikit pun menghilangkan karakter antinya tersebut. Hidup Berisa!
Tepuk tangan untuk Kuritarou yang berhasil menduduki posisi tiga. Sebagai apresiasi dari ekspresi tanpa jiwanya setelah dipaksa berfoto dengan mayat Tokuyama. Di bawahnya masih ada Berika. Ia tetap tak teridentifikasi, tapi tetap saja kesan karakter yang ia perankan masih kuat. Lalu, Ozeki Rika. Gerakan meloncat dari kursi dan sisi bodohnya masih melekat pada dirinya.
Untuk rangking terendah. Aku tidak tega melakukannya lagi. Akting beberapa member sudah mulai membaik di sini, mungkin sudah mulai terbiasa dan mendapatkan arahan yang tepat. Walaupun beberapa di antaranya masih sama. Untuk Techi, ia sudah membaik, begitu pula Sugai Yuuka.
F. Kesimpulan.
Setelah episode ketiga ini berakhir, kesan bahwa Tokuyama adalah orang kotor mulai luntur. Ia mungkin orang baik, dan tanpa sengaja mengetahui tindakan kotor staf guru yang lain, lalu hendak mengungkapkannya. Di sisi lain, Kanzaki-sensei, wakil wali kelas 3-C yang sejak awal kemunculannya telah menyebar petunjuk mencurigakan, di episode ini kembali melakukannya lagi. Justru hal ini terlihat seperti jebakan. Pelaku kejahatan—apalagi dalam cerita detektif—bukanlah orang yang paling dicurigai. Namun, hal itu akan berbeda jika Kanzaki-sensei adalah komplotan si penjahat.
Aku punya satu teori. Tokuyama ternyata guru yang baik dan mengetahui tindakan kotor kepala sekolah, kemudian berusaha mengungkapkannya. Namun, sebelum itu terjadi ia telah dihabisi terlebih dahulu. Saat melakukan itu—entah berkomplot dengan Kanzaki-sensei dengan imbalan sesuatu, atau kepergok ibu guru tersebut sehingga dirinya kemudian diperas—ia hendak menghilangkan jejaknya dengan menaruh mayat korban di dalam kelas. Di ruangan berisi anak-anak remaja yang masih belum bisa memutuskan sesuatu dengan cepat dan tepat.
Kita tunggu saja episode selanjutnya.