A. Ocehan.
Fokus ke Kuritarou.
Fokus ke Suzumon.
Fokus ke Miyu.
B. Cerita.
Seperti yang sudah-sudah, pancingan di akhir episode selalu tidak sesuai dengan apa yang diarahkan. Maksudnya, pada episode lalu dikesankan bahwa Hashibe yang meletakkan kamera pengintai di kelas, juga tersangka kuat pelaku pembunuhan Tokuyama. Tapi, Hashibe tidak tahu menahu soal kamera itu, diperkuat oleh tindakannya yang terekam saat memindahkan pisau ke loker Techi). Jika dirinya yang memasang kamera tersebut, seharusnya ia mematikan kamera itu, atau menghapus video yang merekam dirinya.
Satu hal lagi, Hashibe mengaku ia ingin kelas 3-C menikmati masa muda mereka. Saling mempercayai teman sekelas, bercanda, menangis, mengutarakan hati dengan jujur. Ia juga sangat ingin menikmati pertunjukan yang luar biasa. Ia pun mengkritik Techi yang berlagak jadi detektif.
Techi kembali bersama Kelompok Baik-baik. Berspekulasi tentang siapa yang sebenarnya menaruh kamera pengintai tersebut. Tersangka utamanya kembali mengarah ke Tokuyama. Ada bukti pembelian alat-alat itu di dompetnya, yang ditemukan polisi, juga memorinya.
Setelah lagu opening, diperlihatkan murid-murid yang sedang mempersiapkan Rumah Hantu untuk Festival Budaya. Vblog kembali muncul, dan berusaha mewawancari Yuichanzu. Namun, Berika dianggap sebagai pengganggu, dan ia berusaha untuk tetap ceria, meski kemudian terlihat sedih.
Dipimpin oleh Nagasawa Nanako, semua murid mendapatkan tugas masing-masing. Grub Habu mewarnai topeng dan benda-benda kecil lain. Grup Risa akan membuat kostum. Grup Yuuka membuat labirin dengan kardus. Shiichan menangani lukisan. Dan grup Akane membeli spidol permanen, tas, dan pita. Akanen menyuruh Suzumon dan Ozeki yang pergi untuk membeli barang-barang tersebut. Ozeki menolak dan mengusulkan untuk menentukannya dengan suit. Tapi, Neru kemudian mengajukan diri. Begitu pula Risa. Sementara Nijika terlihat terluka melihat hal itu.
Kemudian, tiga alumni sekolah itu datang. Mereka ingin bertemu Tokuyama untuk membahas reuni yang akan diadakan. Techi berkata pada mereka bahwa Tokuyama sedang cuti, tapi mereka mendapatkan pesan Line dari Tokuyama, bahwa ia berada di kelas. Di sisi lain, Neru dan Berisa melihat pelaku yang mengirim pesan Line itu. Diperlihatka pula tangannya yang sedang mengetik, terkirim, lalu diterima oleh salah satu alumni tadi. Tokuyama sedang ada di sekolah. Mereka bertiga pun menunggu di dalam kelas sambil tertawa-tawa, sementara murid-murid kelas 3-C menatap tajam pada mereka.
Neru dan Berisa kemudian pergi, yang ditatap oleh Nijika. Setalah itu, Kanzaki-sensei datang sambil membawa kardus. Ia disapa oleh ketiga alumni.
Di sudut lain, Oda Nana dengan hati-hati menyelubungi mayat Tokuyama yang didudukkan di samping jendela dengan kardus. Setelah Kanzaki-sensei pergi, diperlihatkan dirinya bertemu lagi dengan salah satu murid kelas 3-C. Kemudian, tiga alumni tadi bergosip dengan kelompok populer mengenai perubahan penampilan Kanzaki-sensei. Mereka pun mengeluarkan album kelulusan dan memperlihatkan foto Kanzaki-sensei.
Ketika semuanya ingin melihat dan terkejut dengan foto Kanzaki, Sato Shiori yang sedari tadi mewarnai papan tipis, memukul-mukulkannya ke lantai. Isyarat bahwa mereka harus segera menyelesaikan tugas masing-masing. Semuanya pun kembali bekerja, kecuali Techi yang membuka-buka halaman buku kelulusan itu. Di salah satu halamannya, ia tampak menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut. Ketiga alumni tadi mendapatkan telepon, lalu pergi dari kelas, dan mengambil lagi buku kelulusan tersebut.
Kelompok Populer dan Kelompok Baik-baik mulai mengeluh satu sama lain, tentang mayat Tokuyama yang membebani mereka. Lalu Nanako memberikan perintah agar semuanya bekerja lagi, agar tugas mereka cepat selesai, yang diterjemahkan oleh Yonenin. Shida Manaka membalasnya dengan menyuruh Yonenin yang pintar untuk menangkap pelakunya. Lalu terjadi konflik antar Miyu dan Aoi, yang dilerai oleh Fuyuka, meski tidak terlalu sempurna. Yuuka pun menegur Fuyuka, lalu terjadi perang lempar barang. Sekali lagi Fuyuka yang melerainya. Ia mengeluh kenapa harus dirinya yang memisahkan mereka.
Techi kemudian berdiri dan berkata akan melakukan sesuatu besok. Menyeret dan mengungkapkan siapa pelaku yang membunuh Tokuyama. Meski kemudian Miyu mengingatkan bahwa Techi masih tersangka utama, tapi si center ini mengingat lagi apa yang ia temukan di buku album kelulusan tadi. Bahwa ternyata, Hashibe adalah wakil direktur sekolah.
Adegan berganti ke lorong. Neru dan Berisa sudah pulang sambil membawa belanjaan. Dari belakang tiba-tiba Nijika memanggil Neru. Ia membawa cutter, lalu berlari ke arah Neru. Sebelum benda tacam itu mengenai Nagahama, Berisa telah menjadi perisainya. Ia melindungi Neru seperti yang selalu ia katakan.
Kembali ke dalam kelas. Njika berdiri di tengah-tengah dengan Neru. Murid-murid yang lain mulai bergosip di Line, sementara Shiori masih sibuk mewarnai papan tipis. Neru kemudian bertanya, kenapa Nijika hendak menusuknya tadi. Tapi Ishimori tidak menjawab. Dari arah pintu, Berisa muncul dengan Fuyuka. Tangan kananya diperban. Lalu Neru kembali bertanya alasan Nijika hendak menusuknya.
Selanjutnya adalah adegan yang penuh perasaan. Nijika menuduh Neru sebagai pelaku yang membunuh Tokuyama dan memaksanya untuk mengaku. Neru pun pasrah dituduh seperti itu. Ia bernyata pada Berisa, apakah Watanabe juga menuduhnya. Balasan Berisa bukan sebuah jawaban, tapi pernyataan, bahwa Neru tidak melakukan hal itu. Neru sendiri, tidak bisa apa-apa lagi selain mengingat ketika ia ditampar oleh Tokuyama. Saat itu dirinya ketahuan ingin mengungkapkan daftar murid-murid yang masuk lewat jalur ilegal. Tokuyama hendak menghentikannya, tapi Neru tampak membangkang, makanya ia ditampar. Sejak saat itu ia tidak masuk ke sekolah lagi.
Neru pun mengakui bahwa ketika ia kembali masuk sekolah, saat itu Tokuyama dibunuh. Makanya semua orang menuduhnya sebagai pelaku. Kemudian, ia pun mengakui sebagai pelakunya. Dirinya yang membunuh Tokuyama. Semuanya terkejut dengan pengakuannya tersebut, tapi lebih ke arah heran. Neru sendiri tertawa melihat ekspresi mereka. Satu bukti nyata bahwa di dalam hati mereka yang sebenarnya, masih ragu Neru adalah pembunuhnya. Neru pun berkata bahwa pengakuannya tersebut hanya candaan.
Namun, beberapa murid kelas 3-C tidak percaya bahwa itu adalah candaan. Mereka beranggapan apa yang dikatakan Neru adalah kenyataan. Akanen berteriak pada Neru untuk mengaku saja, pun Nijika, sementara Berisa ikut berteriak untuk membela Neru. Akanen membalas Berisa, bahwa candaan Neru tidak bisa dipercayai (Neru benar-benar mengakui bahwa dirinya pelakunya). Berisa berkata, meski itu kenyataannya, ia akan tetap melindungi Neru. Semuanya tertegun mendengar hal itu.
Dan Berisa mengambil kesempatan ini untuk mengakui perasaannya pada Neru (andai aku bisa berada di posisi Neru, satu detik saja, ketika Berisa mengatakan isi hatinya). Neru sendiri tampak terkejut, lalu bingung harus merespon apa. Ia tampak mencari kata-kata yang tepat untuk membalas Berisa, tapi yang ia temukan hanya "Terima Kasih."
Berisa pun menghampiri Nijika. Ia tahu teman baiknya itu pasti sangat mengkhawatirkan dirinya—karena bersama Neru yang berstatus tersangka utama, tapi dalam pikirannya hanya ada Neru dan Neru. Berisa pun meminta maaf karena bersikap dingin pada Nijika. Gadis Kataomoi ini bilang, Berisa tidak perlu meminta maaf, karena dirinya tahu betul perasaan seperti itu—perasaan yang dirasakan Berisa pada Neru. Ia pun sama, pada Berisa, bahwa dirinya meminta maaf karena menusuk Watanabe Risa. Akhirnya, Nijika tidak mengatakan perasaan di hatinya. Ia memilih memendam hal itu. Mungkin, ia merasa lebih baik bersama Berisa, meski hanya dianggap teman. Daripada mengakui hal itu, lalu membuat Berisa tidak nyaman, dan tidak bisa berbahagia dengan Neru. Aku salut pada keputusan Nijika (ambil tisu).
Fuyuka yang melihat kedua temannya saling meminta maaf, menyuruh mereka untuk salaman sebagai tanda telah berbaikan. Tapi Oda Nana menyela. Meski suasananya sudah baik, tapi ia tidak bisa melupakan pengakuan Neru sebagai pembunuh. Teman-temannya pun ikut mendukugnnya, lalu menyudutkan Neru sekali lagi. Neru sendiri tampak tenang, bahkan terlihat menikmatinya. Ia berkata ada yang lebih mencurigakan dari dirinya, yaitu orang yang menggunakan ponsel—mengirim pesan Line—Tokuyama selama ini. Neru terlebih dahulu meminta persetujuan Berisa untuk mengungkapkan siapa orang tersebut, setelah mendapatkannya, ia mengatakan Yonetani Nanami.
C. Visual.
Vblog Berika ada lagi, meski rasanya tidak seceria sebelum-sebelumnya. Saat Berisa bisa bercanda dengan yang lain, seperti saat diserang balik oleh Oda Nana dan Ozeki, atau Yonetani dan Uemura. Bahkan di sini, Kobayashi menyuruhnya pergi karena dianggap mengganggu. Watanabe Rika tampak sedih di akhir video.
D. Karakter.
Tiga alumni tamu yang tidak disebutkan namanya. Mereka kaya tante-tante rumpi. Dan seperti yang sebelum-sebelumnya, karakter tamu membawa informasi dan petunjuk. Pertama adalah, Kanzaki-sensei ternyata pernah jadi perempuan feminin yang menawan. Lalu, Hashibe ternyata wakil direktur sekolah, bukan tukang bersih-bersih biasa.
E. Ranking Akting.
- Watanabe Risa.
- Nagahama Neru.
- Ishimori Nijika.
- Moriya Akane.
- Suzumoto Miyu.
Tidak perlu komentar panjang lebar.
F. Kesimpulan.
Akhirnya terungkap juga apa yang dirasakan oleh Risa pada Neru, pun Nijika pada Risa.
Di sini, Neru kembali jadi tertuduh, meski kemudian tidak bisa dilanjutkan karena lemahnya bukti. Neru pun akhirnya mengungkap siapa yang mengirim pesan Line atas Tokuyama selama ini. Dia adalah Yonetani, orang yang berdiri paling jauh ketika Neru melihatnya di episode delapan yang lalu.
Tapi, aku tidak terlalu yakin atas hal ini, karena mengingat akhir episode selama ini yang seakan-akan mengarah ke titik A, tapi ternyata ke titi B (seperti episode yang lalu ketika Hashibe ditenggarai sebagai pembunuh Tokuyama dan memasang kamera pengintai, tapi ternyata bukan). Yonetani mungkin saja bukan pelakunya, atau ia bersekongkol dengan satu-dua murid, mengingat beratnya mayat Tokuyama—anak-anak kelas 3-C perlu beberapa orang untuk memindahkannya. Jika benar Yonetani adalah pelaku pembunuhan itu, ia tidak mungkin bisa menaruh mayat Tokuyama di tengah kursi dengan keadaan duduk tanpa dibantu oleh orang lain.